Dua Film Keren 1

on Tuesday, February 21, 2012


Beberapa hari kemarin saya nonton dua film Cina. Yang pertama berjudul The Woman Knight of Mirror Lake, dan yang kedua berjudul The 1911 Revolution. Sebenarnya saya termasuk golongan sufi (suka film) yang malas untuk mereview film-film yang saya tonton. Tapi dua fim ini memberi kesan yang cukup baik pada diri saya. Keduanya dirilis tahun kemarin alias 2011.
Dari judulnya, sudah tampak kedua film tersebut bermuatan aksi-aksi heroik dan perjuangan. Film The Woman Knight of Mirror Lake menceritakan seorang wanita bernama Qiu Jin. Dia dan semua orang di Cina saat itu hidup pada masa Dinasti Qing. Dia seorang wanita cantik dan anggun berdarah biru, keturunan bangsawan. Akan tetapi berkat didikan ayahnya dan sifat ksatrainya yang mulai tumbuh sejak kecil, Qiu menjadi salah satu tokoh kesetaraan gender yang cerdas dan berani pada usia dewasanya. Kepedulian dan jiwa ksatrianya tumbuh ditengah-tengah kondisi Cina dibawah kekuasaan Dinasti Qing.
Dinasti Qing dalam film ini digambarkan sebagai Dinasti yang gagal dalam mengangkat martabat negeri Cina, korup, loyal kepada Eropa, suka menjual wilayah, menjual jabatan kepada orang kaya, senang menindas dan menomorduakan kaum wanita. Meski harus menjalani kehidupan rumah tangga dan dijodohkan dengan anak bangsawan juga, perjuangan Qiu yang naik turun itu terus berjalan. Qiu berkenalan dengan beberapa wanita Cina yang sepemikiran dengannya. Hingga akhirnya dia belajar ke Jepang setelah berseteru dengan suaminya yang tidak produktif dan lebih suka loyal kepada pemerintah. Qiu terpaksa meninggalkan dua anaknya bersama ayah mereka.
Dari Jepanglah Qiu memulai perjuangannya yang sistematis setelah berkenalan dengan teman-teman sebangsanya yang belajar di sana dalam perkumpulan Restorasi. Perkumpulan ini yang memobilisasi gerakan revolusi di Cina. Setelah beberapa tahu, Qiu pulang disusul oleh tokoh-tokoh Restorasi lain. Qiu dipandang sebagai wanita penting sehingga kepulangannya pun dijadikan sebagai langkah nyata untuk mencetuskan gerakan.
Qiu dengan memulai gerakannya dari sekolah Da Tong yang pada mulanya didirikan oleh salah seorang hakim dinasti.  Qiu menjadi kepala sekolah dan membangun hubungan baik dengan hakim tersebut. Semua kebutuhan untuk sekolah dipenuhi termasuk permintaan senjata api. Qiu berdalih ingin mendidik calon tentara untuk pemerintah. Akan tetapi hubungan mereka menjadi buruk setelah pemerintah tahu bahwa Qiu sebenarnya sedang membangun gerakan revolusi disekolah tersebut. Pemerintah mengepung Da Tong dang berhasil menangkap Qiu setelah melalui pertempuran sengit.
Melalui proses peradilan yang dipaksa seperti pengadilan militer, Qiu akhirnya dihukum mati dengan pancung. Beberapa orang-orang dekat Qiu berhasil melarikan diri setelah dipaksa lari oleh Qiu. Li Zhongyue, hakim yang memimpin eksekusi Qiu merasa tertekan dan merasa sangat bersalah karena sebenarnya dia lebih membela Qiu. Setelah memimpin eksekusi itu, Li bunuh diri dengan menggantung leher.



Ranking: 5

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

 
© warnul | All Rights Reserved