Dua Film Keren 2

on Tuesday, February 21, 2012

Film kedua lebih bagus menurut saya. Film yang dibintangi oleh Jakie Chan ini menceritakan gerakan revolusi yang juga melawan dinasti Qing setelah masa Qiu (masa Restorasi) yang gagal. Jakie Chan menjadi seorang panglima kelompok revolusi bernama Huang Xing  yang sering diutus oleh Sun Wen. Sun Wen adalah pemimpin kelompok revolusi yang hidup di luar negeri, kebanyak di Amerika Serikat. Dia memimpin gerakannya dari sana melalui organisasi Asosiasi Cina Sekutu. Dia mantan dokter yang cerdas, berani dan bermental kuat. Kaisar Dinasti Qing saat itu adalah seorang wanita yang dalam film tersebut selalu diparodikan sebagai wanita yang menanggapi perdebatan para menterinya dengan cara menangis.
Banyak korban dari gerakan revolusi saat itu. Sebab kolompok revolusioner dengan segala keterbatasannya berjuang keras hingga mampu merebut beberapa wilayah di Cina yang berapa dibawah kekuasaan Dinasti Qing. Peperangan sengit antara revolusioner dan dinasti Qing terus terjadi. Hingga pada akhirnya dinasti Qing yang sudah sangat loyal dengan Eropa bersedia menerima pinjaman finansial dari Bank Empat Bangsa milik Eropa. Dinasti Qing berdalih pinjaman itu akan digunakan untuk pembangunan, akan tetapi Sun Wen membocorkan niat busuk dalih tersebut. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membeli senjata untuk membasmi kelompok revolusioner.
Sun Wen datang tanpa diundang ke acara pesta tertutup antara Bank Empat Bangsa dengan duta besar Cina. Adegan debat antara Sun Wen dengan para pejabat Bank pun terjadi sangat indah. Disana kita akan melihat kepiawaian Sun dalam membujuk Bank agar tidak memberikan pinjamn kepada dinasti Qing. Juga kepentingan material para banker yang busuk. Bank sama sekali tidak peduli untuk apa uang itu akan digunakan oleh dinasti Qing, yang penting adalah nilai bisnisnya! Dan kita akan melihat rasa bersalah pada muka masam sang duta besar, hingga akhirnya terpaksa keluar dari area pesta itu. Akhirnya duta besar bunuh diri karena perasaan bersalahnya, disusul anak perempuannya yang cantik yang sebenarnya mencintai Sun Wen.
Beberapa tahun kemudian Sun pulang ke Cina setelah separuh kekuasaan Dinasti Qing berhasil dikuasai. Disana Sun merintis cara baru untuk memilih kepala negara. Melalui utusan wilayah-wilayah Cina yang sudah dibebaskan dari dinasti Qing, dipilihlah Sun Wen menjadi presiden sementara. Setelah dilantik dan berjanji menjadi pemimpin yang mengikuti aspirasi rakyat, hari itu juga, Sun Wen menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatan kepresidenan dan menyerahkannya kepada orang yang berhasil menumbangkan dinasti Qing. Disini Sun Wen memainkan politik yang indah, karena ada seorang yang dianggap kuat mampu menurunkan dinasti dengan halus dan tanpa peperangan.
Orang itu adalah Yuan Shikai, seorang jenderal perang dari dinasti. Yuan terkenal sebagai orang yang santai dan tidak begitu hormat kepada dinasti. Dia mengerti betul daleman dinasti, sampai dia sangat siap untuk copot dari jabatan dinasti. Dengan apa yang dimilikinya itulah Yuan mampu membuat kekaisar Qing menyerah kepada gerakan revolusi pada 12 Februari 1912 setelah 2000 tahun berkuasa. Kontan saya posisi Sun digantikan oleh Yuan. Pada awalnya, Sun didebat oleh para pengikutnya termasuk Hang Xing. Karena bagi mereka, kepemimpinan Negara harus dipegang oleh pemimpin revolusi.
Tetapi bukan revolusi seperti itu yang diinginkan oleh Sun. Bagi Sun, revolusi bukan seperti hukum rimba, yang menang yang berkuasa, bukan. Sun hanya ingin membebaskan penindasan Cina dari dinasti Qing dan membuka kesadaran rakyat Cina tentang pentingnya kebebasan dan hak penuh atas tanah airnya. Oleh karena itu kepada teman bule nya, Sun mengatakan:
“Aku dulu seorang dokter, aku sudah menyelamatkan banyak nyawa dengan pisau bedahku. Tapi sayangnya di negara saya hidup begitu menyedihkan, mungkin lebih buruk dari pada kematian. Aku selalu bertanya-tanya mengapa saudara-saudara saya harus mempertahankan hidup mereka dengan penghinaan. Mereka bertahan hidup seperti binatang dengan kebutuhan yang sangat rendah, menderita penindasan dari penguasa dan kekuatan asing.” Dan dengan berapi-api dia berteriak “Aku tidak terima. Aku ingin sebuah revolusi!”.
Revolusi Sun Wen bukan untuk mencari pengakuan dari siapa pun, tetapi semata-mata untuk mewujudkan mimpi revolusi: sebuah negara merdeka bagi orang-orang Cina. Salah satu kata-kata Sun Wen: “Revolusi memungkinkan orang-orang Cina kita sendiri memiliki pabrik-pabrik sendiri, bank, jalan kereta api, tambang. Setelah memiliki itu bisa digunakan untuk mencari kebahagiaan dan ketentraman dan kebahagiaan. Revolusi memungkinkan orang-orang Cina kita sendiri untuk menjadi kuat, tidak lagi diintimidasi oleh orang lain. Kita tidak lagi akan menjadi budak siapapun."
“Revolusi dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dalam hati siapapun, selamanya. Tidak lagi takut dari kekuatan asing, tidak ada lagi Negara feodalisme dan bangsawan. Tidak ada lagi kemiskinan dan orang-orang Cina dapat berdiri tegak di Timur. Ini adalah arti dari revolusi.”
Dan kita tahu sekarang Cina menjadi Negara yang kuat dan pemberani, meski asas-asas komunismenya juga berimbas buruk terhadap rakyatnya sendiri pada beberapa aspek. Akan tetapi, film ini setidaknya menjadi salah satu contoh bagaimana Cina mendidik rakyatnya melalui dunia hiburan.
Tentu sangat berbeda sekali dengan kualitas-kualitas film kita yang didominasi oleh film-film pop yang murahan dan mlempem. Film kita yang berkualitas tinggi bisa dihitung dengan jari. Padahal kita tahu, memperjuangkan kebaikan sangat sulit. Kebaikan yang disajikan dalam film-film memang tidak sesempurna dalam kehidupan nyata, akan tetapi keburukan dalam kehidupan nyata masih jauh lebih parah dari pada keburukan yang disajikan dalam film-film. Oleh karena itu, mari kita perbaiki dunia perfilman kita.



Ranking: 5

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

 
© warnul | All Rights Reserved